Festival Budaya Nusantara merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun oleh Universitas Multimedia Nusantara. Festival ini terdiri dari beberapa rangkaian acara mulai dari tanggal 5 November 2019 sampai 7 November 2019. Pada hari Selasa, 5 November 2019 Perpustakaan UMN turut serta dalam rangkaian acara FBN yaitu bedah buku “Tenun Doyo dan Sulam Tumpar Seni Wastra Kutai Barat”, tujuan dari acara ini adalah untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya tenun yang berasal dari Kalimantan Timur. Acara ini berlangsung di Collaborative Room gedung D lantai 7 yang dihadiri oleh mahasiswa serta dosen Universitas Multimedia Nusantara. Bedah buku dimulai pukul 14.00 WIB dan acara dibuka oleh MC selanjutnya bedah buku dipandu oleh moderator Aryo Gumilang.
Lia
Candrasari selaku penggiat budaya begitu terpesona atas kekayaan alam dan seni
budaya saat berkujung ke Kutai Barat, Kalimantan Timur. Ketertarikan Lia dengan
pemandangan alam serta seni budaya menggerakan Lia untuk melestarikan salah
satu budayanya yaitu seni wastra. Seni wastra tersebut merupakan karya dari
wanita-wanita Dayak Benuaq “Karyanya berupa kain tenun yang dibuat dengan cara
unik, misterius, tangguh dan tegas” ucap Lia dalam acara bedah buku.
Hal yang unik dari kain tenun tersebut adalah bahan dari tenun doyo ini berasal dari benang yang ditenun dari tumbuhan doyo, yaitu tumbuhan gulma sejenis pandan , doyo tumbuh bebas di tepi- tepi hutan, bekas kebun yang ditinggalkan dan di tepi jalan. Bahan tenun doyo berbeda dengan tenun lainnya di Indonesia, biasanya kain dibuat menggunakan bahan baku benang dari pintalan kapas, namun tenun doyo menggunakan serat dari daun doyo. Untuk mendapatkan serat daun doyo, daun harus dikikis di atas air sekaligus memisahkan getah daun dengan seratnya. Selanjutnya daun dijemur sampai kering apabila serat sudah kering maka dilanjutkan proses memintal, serat akan dipisahkan menjadi lebih halus sampai menghasilkan benang dan proses terakhir benang bisa ditenun dengan menggunakan alat tradisional yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi.
Lia
mulai menggagas cara untuk melestarikan dan memperkenalkan seni wastra ini
dengan mempresentasikan tenun doyo ini ke peragaan busana berbahan tenun doyo yang
berkolaborasi dengan Billy Tjong, pameran fotografi Potret Indah Dayak Benuaq
bersama Honda Tranggo, film pendek dokumenter karya Reza Bustami dan menerbitkan
buku dengan judul Tenun Doyo dan Sulam Tumpar yang berkolaborasi dengan
Syahmedi Dean yaitu seorang penulis dalam bidang fashion. Dean begitu tertarik
untuk menulis mengenai Tenun Doyo dan Sulam Tumpar, karena Dean sendiri
berharap melalui buku Tenun Doyo dan Sulam Tumpar ini para pembaca dapat
mengetahui bahwa di Kutai Barat terdapat seni wastra yang tak ternilai
harganya, yaitu Tenun Doyo dan Sulam Tumpar dengan berbagai proses dan tahapan
pembuatan karya seni wastra sampai dengan hasil akhir berupa karya fashion.
Untuk harapan kedepannya, Lia mengatakan untuk membuka peluang bekerja sama dengan mahasiswa ataupun masyarakat umum untuk melestarikan budaya Indonesia dan bisa memperkenalkan budaya ini kepada siapa saja. Begitu pula dengan Dean, baginya fashion merupakan komunikasi non-verbal atau visual yang bisa dipaparkan langsung, misalnya dengan menggunakan fashion yang terdapat unsur batik, kain lurik, atau kain tenun tandanya sudah termasuk memperkenalkan seni wastra kepada orang banyak. Dean juga berharap bagi mahasiswa bisa terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan informasi dan mengenal budaya tersebut secara utuh, tidak hanya melalui internet atau buku saja.
2021 © Universitas Multimedia Nusantara Library. All Rights Reserved.
Universitas Multimedia Nusantara
Jl. Boulevard Gading Serpong, Tangerang, Banten, Indonesia
(T)+62 21 5422 0808; (F)+62 21 5422 0800
[email protected]